RESENSI BUKU
“Rekam Jejak
Agama Islam di Dunia”
Judul Buku : Studi Islam Kontemporer
Penulis :
M. Rikza Chamami, M. SI
Penerbit : Pustaka Rizki Putra
Tebal :
xii dan 227 halaman
Cetakan : Pertama Desember, 2012
Resensator : Husnul Hidayah
Dalam
buku ini tidak hanya menjelaskan agama Islam di Indonesia saja akan tetapi
banyak pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Barat. Pada bab pertama menjelaskan
pasang surut kebangkitan kebudayaan dan keilmuan: Potret Disintregasi
Abbasiyah. Dapat diketahui setelah era khulafauurasyidin agama Islam terus
mengalami lika-liku terutama dalam segi perpolitikan, terlihat setelah para
khulafaurrasyidin memimpin pemerintahan Islam terbentuk Dinasti Muawiyyah di
Damaskus dan Dinasti Abbasiyah di Baghdad dan masing-masing memiliki ciri khas
pemerintahan. Dinasti Abbasiyah menggunakan sistem kepemerintahan yang monarchi
(turun-temurun). Perkembangan dinasti Abbasiyah dapat diklasifikasi menjadi
tiga periode: Periode perkembangan dan puncak kejayaan (750-950 M). Periode
disintegrasi (950-1050 M) dan periode
kemunduran dan kehancuran (1050-1250M). Dalam kebangkitan budaya dan
keilmuannya dinasti Abbasiyah memiliki kebangkitan ilmiah yaitu kegiatan menyusun
buku-buku ilmiah dan pengaturan ilmu-ilmu Islam diantaranya ilmu tafsir, ilmu
fiqh, ilmu Nahwu, ilmu Sejarah, dan terjemahan dari bahasa Asing.
Pada
bab dua, Dalam mencari otentitas Islam diperlukan keberanian dengan pendekatan
studi agama. Dan salah satu pendekatan yang mampu membedah wujud Islam adalah
dengan fenomenologi. Fenomologi
mempelajari apa yang tampak atau apa yang menampakkan diri.
Bab
tiga mendiskripsikan tentang pemikiran Materialisme yang dicetuskan oleh dua
tokoh yaitu Karl Mark (1818-1883) dan Friedrick Engels (1820-1895).
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Dalam abad
19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam paham materialisme
dialektik.
Untuk
bab keempat menjelaskan uraian singkat dengan topik Skeptisisme Otentitas
Hadits: Kritik Orientalis ignaz Goldziher. Dapat diketahui bahwa Goldziher
adalah seorang orientalis ahli tafsir dan hadits yang berasal dari Hongaria
berkebangsaan Jerman. Dalam pembuatan kritik hadits, Goldziher masih memilih
antara hadits dan sunnah. Dalam pemikiran Goldziher haruslah umat islam hendaknya
harus tergugah semangatnya untuk meneliti keaslian hadits secara ilmiah, tidak
hanya percaya dengan doktrinasi agama yang sifatnya normative dan
persuasive.
Bab
lima mengenai telaah sosio-kultural: Manhajul Ahlul Madinah. Dalam hal ini
membahas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam istimbat hukum yang
terjadi tidak hanya sekarang namun sejak zaman setelah Nabi Muhammad SAW wafat.
Dan dari itu terjadi perbedaan pendapat pada
kaum Islam. Madzab ahlul Madinah dipelopori oleh fuqaha al-sab’ah. Dua
madzab besar dalam hukum Islam adalah ahlul Hadits dan ahlul Ra’yi.
Dalam
bab keenam menjelaskan postmodernisme: realitas filsafat kontemporer. Postmodernisme
bermakna pemikiran filosofis yang menyerang modernisme, dan postmodernitas
adalah realitas yang merupakan hasil dari pemikiran yang diproduksi. Dalam era
postmodern ditandai oleh fenomena yang serba para doksal. Post modernisme
identik dengan dua hal yaitu post modernisme dinilai sebagai keadaan sejarah
setelah zaman modern dan post modernisme dipandang sebagai gerakan intelektual
yang mencoba menggugat.
Untuk
bab tujuh menjelaskan potret metode dan corak tafsir al azhar. Didalam bab ini
menginformasikan tokoh Hamka yaitu seorang pemikir muslim progresif dan tokoh
Muhammadiyah yang rela memperjuangkan islam hingga dia dipenjara. Dan untuk
Tafsir Al Azhar adalah satu tafsir karya warga Indonesia yang dianut dari
Tafsir Al Manar karya Muhammad Abdu dan Rasyid Ridla.
Bab
selanjutnya berisikan hermeneutika al Quran yaitu salah satu metode untuk
membedah kandungan makna ayat Allah dengan menyesuaikan konteks dan membuat
ayat semakin kontekstual. Sehingga muncul dialog al Qur’an teks dan konteks.
Dalam
dua bab terakhir, pembahasan menitik beratkan pada Jawa dan tradisi Islam serta
reinterpretasi profil peradaban Islam.
Buku ini menarik dan memiliki ciri khas dibandingkan buku
studi Islam kontemporer lainnya karena gaya bahasa yang digunakan mampu
memberikan kesan high perspective,
baik bagi penulis maupun pembaca. Tidak hanya itu, pada tiap-tiap akhir
pembahasan bab, buku ini menyajikan sebuah conclusion
(kesimpulan) sehingga membuat pembaca memahami maksudnya. Tidak seperti
kebanyakan buku yang terlalu berbelit-belit dalam menyampaikan gagasan. Selain
itu penulisan buku ini didasarkan kepada sumber yang universal karena sumbernya
dimulai dari ahli internasional (para tokoh pemikir Barat) serta para pemikir
Muslim hingga pengalaman masyarakat. Dari hal tersebut tentunya pembaca tidak
ragu untuk membaca buku ini, karena banak sekali khazanah dan pengetahuan
tentang Islam.
Namun, dalam buku ini
masih terdapat kata-kata dan kebahasaan (linguistik) yang kemungkinan
sulit dicerna oleh beberapa kalangan. Padahal seharusnya buku semacam ini sudah
dapat dibaca dan dimengerti oleh semua lapisan masyarakat, terutama para
pelajar untuk dijadikan referensi dalam tugasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar