AUTOBIOGRAFI
Husnul
Hidayah
03
Maret 1991 bapakku Suwanto,S.Pd.I dan Ibuku Kartini, S.Pd.SD dengan usia bapak
28 tahun dan ibu 26 tahun resmi menikah. Satu tahun kemudian tepat pada tanggal
04 Maret 2014 kakak tercintaku, Siti Nur Kholifatun Nisa telah lahir didunia. Namun
ketika beliau berusia 6 bulan lamanya, kakakku wafat karena adanya penyakit
yang menyerang ditubuhnya. Alhamdulillah pada hari rabu fajar, tepat tangal 01
Desember 1993 saya dilahirkan di poliklinik kasih ibu kecamatan Winong Kabupaten
Pati dengan bidan yang bernama Ibu Gik dengan normal dan sehat. Pada saat itu,
massa badanku 3,1 kg dengan tinggi badan 49 cm. Saya terlahir dari keluarga
yang sederhana, bapak dan ibu saya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang
bekerja sebagai guru di Sekolah Dasar (SD). Selain di SD bapak saya juga mengajar
di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), bertani dan berdagang. Dulu menjadi bagian
dari keluarga seorang guru sangatlah sulit. Tetapi Alhamdulillah saya masih
dapat merasakan masa–masa sulit keluargaku selain guru, berdagang pun bapak
lakukan. Setiap sore bapak ngajar di TPQ dengan jualan kain, hasilnya pun saya
tahu, bagaimana rasanya ketika sepi dan ramainya langganan. Dari situlah ibu
selalu mengajarkan hidup yang sederhana.
Saya
termasuk anak yang sehat dan ceria. Usia 11 bulan saya sudah mulai dapat berjalan
dan sedikit dapat mengeja kata dari apa yang saya rekam pada telinga saya.
Mudah bergaul itulah saya dan itupun terlihat dari kecil. Kenal atau tak kenal
mereka semuanya teman saya dan rasa takut itupun tak ada. Namanya juga anak–anak
nakal bahkan super nakal itupun sudah biasa. Dimanapun tempatnya mau takmau
harus mau. Kalau saya ingin main sama
orang yang tak saya kenal sekalipun kalau dia tidak mau dan menolak, saya
langsung mendekap sampai orang itu nangis. Ada atau tidak ada orangtuanyapun
saya tidak takut. Huuuuft sungguh terlalu ternyata saya. Dari kecil saya sering
diajak jalan – jalan oleh orang tua saya.
Usia
3,5 tahun saya mempunyai adik perempuan yang cantik dan mungil namanya Nafi Atus
Salamah. Namun sayang adik terlahir kurang sehat dan sehabis lahir harus
dirawat di Rumah Sakit selama kurang lebih 1 bulanan. Selama itu pula saya diasuh
oleh anak Bu dhe saya. Tak ada sedih diraut muka kecilku. Tanpa perhatian orang
tua saya mencoba buat sabar, setiap malam tidur dengan Mbak Sepupu saya. Setiap
malam saya belajar bernyanyi , memperagakan, menghafal abjad dan angka.
Nyanyian yang paling saya suka yaitu topi saya bundar, balonku ada lima dan
cicak – cicak didinding. Karena saya dapat melihat langsung objeknya dan bisa memperagakannya.
Ingin cepat tau dan mudah penasaran
itulah saya. Saat pertama kali saya belajar huruf (R) sungguh mengasyikkan
sebelum tidur dan setelah tidur saya selalu mengucapkan huruf (R) sampai
tetangga saya mendengar. Tak lama kemudianpun saya dapat mengucapkan huruf (R).
Banyak teman disekitar saya dari teman sebaya, kakak dan adik dibawah usiaku.
Maklum di desa jadi lingkungan masih saling memperhatikan dan berbaur. Saat
Belajar naik sepeda mulanya saya dengan roda 4 dengan sepeda baruku yang kecil.
Jatuh bangun, lutut lecet bahkan sampai bibir ini bengkak/ bahasa jawanya
ndomble itu semua pernah kurasakan. Tanpa bantuan bapak ibu saya terus
berlatih. Dan saat saya mulai yakin bisa, saya copot bantuan roda dua di sepeda
saya. Akhirnya saya berhasil. Esok harinya saya langsung bilang keteman – teman
kalau saya bisa naik sepeda dan saat itu juga saya langsung belajar naik sepeda
phoenik merah milik teman saya. Dirasa saya bisa akhirnya saya dibelikan sepeda
baru lagi phoenik merah. Pengalaman lain yang lucu saat siang hari saya main
kerumah teman saya dan tepat dibelakang rumah saya, saat itu teman – teman pada
asyik membaca komik neraka sayapun ikut nimbrung namun saat itu pula saya takut
karena tahu azab di neraka akhirnya saya lari terbirit – birit sampai jatuh dan
lututku lecet. Sambil teriak ke bapak saya tidak mau masuk neraka, bapak
tersenyum nyengir melihat polosnya saya. Akhirnya bapak kasih nasihat kepada
saya. Terimakasih memang bapakku perhatian.
Mandiri itulah saya dari TK saya
tidak pernah diantar ke sekolah seperti teman – teman lainnya entah karena
kesibukan bapak dan ibu yang buat saya menyadari,namun itulah saya. Setiap pagi
adzan subuh saya sering membangunkan orang tua saya, sehabis solat subuh saya
main dulu kerumah tetangga pukul 05.30 saya baru pulang dan mandi. Kebiasaan
sarapan pagi selalu keluarga saya terapkan. Berangkat dengan teman – teman dengan
jalan kaki sering saya lakukan sewaktu TK dan SD dan kadang – kadang juga naik
sepeda. Menurut saya guru yang paling berkesan yaitu guru SD kelas 1 saya. Saat
kelas 1 saya sering ikut tamasya dan tiap bulan selalu ada izin untuk jalan –
jalan. Namun alhamdulillah saya tidak ketinggalan pelajaran, dapat nilai
terbaik dikelas sering saya dapatkan. Dan saat saya mendapat nilai terbaik guru
saya yang bernama Bapak KH. Yahman selalu menggendong saya, beliaulah motivasi
saya. Namun waktu saya kelas 2 SD beliau pensiun perasaan sedih sangat saya
rasakan. Setiap malam saya belajar di meja belajar kesayangan saya dengan suara
yang keras dan lantang saya membaca dan berhitung sampai tetangga saya
mendengarkan saat saya belajar.
Selama Sekolah Dasar alhamdulillah
saya mandapatkan juara kelas terus dari kelas 1 sampai 6. Orang tualah yang
menjadi motivasi saya. Bapak selalu bilang kesaya kalau tidak bisa jadi juara
kelas saya mau dibelikan kambing dan harus mencari rumput sendiri. Dari itulah
saya selalu rajin belajar agar jadi juara. Namun dari itu semua kelakuan manja
saya sering kulakukan saya sering dikasih hadiah dari bapak dan ibu entah
berupa barang, jalan – jalan, dll. Dari kelas 4 dan 5 SD saya sering mengikuti
lomba di kecamatan diantaranya lomba geguritan, lomba mapel, lomba bahasa
Inggris. Namun kebiasaan buruk saya sebelum lomba yaitu nangis terlebih dahulu,
minta disuapin saat sarapan dan harus diantar oleh bapak saya sendiri.
Dari kecil saya suka Nari
Tradisional faktor keturunan dari ibulah yang menyebabkan saya suka nari dan
lihai untuk memperagakan. Tampil di panggung saat lomba sering saya lakukan
namun sayang saat saya SD belum ada lomba antar kecamatan, kabupaten dan
lainnya, lomba hanya untuk saat ikut pramuka, acara di desa dan untuk lingkungan
sekitar. Orang tua selalu mendukung setiap apa yang saya lakukan jika itu
positif, namun untuk hal nari bapak kurang mendukung dan berpesan boleh ikut
nari namun jangan jadikan profesi. Iya, saya menyadari siapa orang tua di Desa
saya yang termasuk dituakan. Apalagi bapak juga seorang guru agama dan termasuk
Kyai di desa. Namun terkadang rasa ingin selalu meragakan tarian itu sangatlah
besar.
6 tahun di SD desa sendiri akhirnya
saya melanjutkan MTs di MTS N Winong sekitar 6 Km dari desa saya. Jalan yang
panas, rusak dan sepi tiap hari kulalui dengan menggayuh sepeda keturunan ibu
sepeda Phoenik besar dari tahun 1991 sepeda ibu, dipakai untuk om saya dan
menurun ke saya. Saat kelas 8 tepat pada tanggal 18 April 2008 adik laki-laki
saya lahir dengan sesar dan selamat. Dan orang tua saya memberikan nama
Saifulloh Ahmad. Saat ada adik laki – laki saya perhatian bapak kurang kepada
saya dan adik perempuan saya. Kadang perasaan iri itu terlintas namun itu hanya
persaan saya. Mencoba mengerti maklum bapak memang ingin sekali punya anak laki
– laki karena sebelumnya ibu juga keguguran dua kali. Dari itu semua tak
menyurutkan semangat saya. Alhamdulillah selama di Mts saya mendapat peringkat
2 sampai kelas 3 MTs. Aktif di Organisasi dari kecil saya lakukan di MTs saya
aktif di OSIS, paduan suara dan Pramuka. OSIS saya menjadi bendahara dan
mengikuti lomba pramuka sering saya lakukan diantaranya lomba tingkat
kecamatan, lomba di Semarang tingkat Jawa Tengah alhamdulillah mendapat juara
5, lomba pramuka tingkat Jawa – Bali dengan berbagai aspek lomba selama 5 hari
di Solo. Pengalaman yang sangat menyenangkan dan mengesankan menjadi perwakilan
sekolah di tingkat Karisedenan Pati untuk mewakili lomba pramuka tingkat
Jawa-Bali saat Haking kita naik bus untuk ke posko satu ke posko lainnya tempat
yang dijadikan posko yaitu di taman, di lapangan, di makam pahlawan, ziarah di
makam Pak Harto, melewati sungai dan hutan dan terakhir di Candi termuda di
Indonesia. Berbagai lomba dintaranya lomba kesenian, pentas seni tari, masak
masakan khas karisedenan, lomba pramuka, pertunjukan, menceritakan kejadian
dikota masing-masing, lomba pertunjukan busana, alat,dll di kota tersebut, dll.
Dengan panorama yang sangat indah lima hari tak kurasa. Teater dan tari dengan
busana adat bak bagaikan ratupun pernah saya lakukan peragakan. Setelah itu
juga pada bulan agustus saat kelas tiga sekolah saya dipercaya menjadi wakil
dari kecamatan untuk hari ulang tahun pramuka di Kabupaten yang dihadiri oleh
bapak bupati, dll. Menjadi MC diperpisahan dan acara di Mts sudah menjadi
langganan dengan dihadiri bapak camat, bupati, walikota, dll. Selama kurang
lebih 3 bulan saya diasramakan untuk peringkat 10 besar di kelas sebagai bekal
sebelum Ujian. Dan alhamdulillah NIM saya termasuk kategori bagus 15 besar
sesekolah MTs dengan jumlah semua siswa kurang lebih 300 siswa. Kelas tiga
tepat pada tanggal 15 agustus 2008 saya mempunyai pacar pertama yaitu AM,
beberapa bulan bersama akhirnya kita memutuskan hubungan LDR karena dia SMA di
luar Jawa bersama orang tuanya
Dengan pertimbangan dari saya dan
orang tua akhirnya saya melanjutkan Aliyah di MAN 02 Kudus. Adaptasi di
lingkungan baru sangatlah saya rasakan. Di Kudus saya mondok di pondok Dzikril
Hakim sekitar Mts Banat kesekolah dengan jalan kaki, bersepeda, becak, ngangkot
sering saya lakukan. 1 tahun dipondok itu saya pindah pondok di Arofah di
daerah Langgar Dalem sekitar Menara Kudus sampai saya lulus Aliyah. Selama di
Aliyah saya aktif di Pramuka menjadi Juru Adat, ketrampilan komputer, Qari’ah
dan tenaga dalam. Lomba pramuka juga saya lakukan dan menjadi juara 3 saat
lomba bhayangkara tingkat kabupaten kudus, menjadi pelatih nari dan ikut serta
untuk lomba pentas seni saat lomba pramuka di SMK Wisuda Karya. Selama di
Aliyah saya peringkat lima besar dan 8 besar di Kelas. Di Pondok Arofah saya
alhamdulillah dipercaya menjadi lurah selama 1 tahun periode 2011-2012. Dengan
berbagai aktifitas pondok dan sekolah alhamdulillah dapat saya lalui dengan
baik meskipun jauh dari orang tua. Dan alhamdulillah NIM ujian Aliyah saya juga
kategori bagus. LDR dengan pacar ketemu 1 semester sekali dan selama Aliyah
saya juga tidak bawa HP, sungguh perjuangan suatu hubungan yang tak gampang.
Dan semuanya kita jalani dengan baik. Hubungan LDRpun kita lanjutkan ke tingkat
Perguruan Tinggi karena dia meneruskan di Malang dan Saya di Jawa Tengah.
Berbagai
cara saya lakukan untuk dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Favorit dengan
les SNMPTN di Sekolah setiap pagi dan sore di Bimbel Newtron. Dengan menggayuh
sepeda tiap hari saya lakukan. Saat bulan Januari saya mencoba daftar ke UMY
dengan nilai raport dan gratis biaya daftar dan sayapun diterima namun bapak
menolak dengan keras. Ok tidak masalah toh Cuma uji coba mengukur nilai raport.
Akhirnya saya ikut SNMPTN di Unnes dengan pilihan pertama Kesehatan Masyarakat
di Air Langga Surabaya dan Pilihan kedua di Unnes Pendidikan Kimia. Jauh – jauh
hari sudah saya komunikasikan dengan orang tua saya.merekapun setuju. Namun
tiba – tiba malam saat saya tes SNMPTN kan 2 hari malam rabu dan Kamis, saat
malam kamis bapak saya telfon dan bilang mau milih montor Scopy apa Spaci, kamu
diterima atau tidak harus ke IAIN. Dengan perasaan marah, tak percaya, benci
dan sebagainya saya lontarkan malam itu. Dan saat menunggu hasil SNMPTN saya
daftar di IAIN Walisongo Semarang lewat
jalur SPMB PTAIN dengan prodi Fisika, Matematika dan Kimia. Kuliah di IAIN
awalnya memang atas paksaan bapak saya. Sayapun tidak membuka hasil dari SNMPTN
karena bapak sudah berkata begitu.. Semuanya saya yang urus dari saya daftar,
tes 2 hari saat SPMB di IAIN perjalanan dari pati saya naik montor ke Jepara,
Jepara sampai Ngaliyan naik Bus karena teman dari Aliyah yang saya tahu hanya
teman dari Jepara. Dengan perasaan yang tak karuan dan tak percaya dengan
keegoisan bapak saya menjalani itu semua. Namun Atas izin Allah dan doa dari
orang tua saya diterima di IAIN dengan prodi Fisika.
Selama
1 semester di IAIN perasaan tak terima oleh sikap bapak masih terbayangkan.
Sayapun dengan sabar mencoba mencari tahu sendiri mengapa dan alasan apa saya
harus kuliah disini. Subhanallah memang orang tua tidak ada yang menyesatkan
anaknya alasan bapak mengapa saya harus kuliah di IAIN karena ingin saya bisa
semuanya dunia baik dan akhiratpun baik. Dan agar bisa meneruskan perjuangan
bapak untuk selalu mensyiarkan Islam di lingkungan tempat tinggal saya, bekal
untuk esok, contoh untuk lainnya sesuai dengan nama saya Husnul Hidayah yang
berarti petunjuk yang baik. Di Semarang saya mondok di PP Al Ma’rufiyyah,
Bringin Timur. Dari waktu saya tes SPMB saya sudah nyaman di lingkungan PP Al
Ma’rufiyyah tanpa pertimbangan apapun akhirnya saya mondok di situ orang tua
sayapun sangat mendukung terutama bapak. Hal yang paling saya sadar mengapa
bapak seperti itu saat saya Lomba Pidato di pondok antar putra dan putri saya
menjadi juara 3. Dari situlah saya sangat berterimakasih ke bapak. Saat lomba
tersebut juga saya dibantu oleh laki – laki yang sekarang menjadi kekasih
keduaku. Pada bulan Juli saya memutuskan hubungan dengan pacar pertama saya
yang kita jalani selama kurang lebih 5 tahun. Akhirnya pada tanggal 21 Juli
2013 saya menjalin hubungan dengan anak IAIN, anak Pati satu organisasi juga
dengan iniasial ARUN. Persaaan tak percaya mengapa begitu mudah saya menerima
orang yang belum ada 2 bulan saya kenal dan saya terima. Iya, mungkin orang tua
saya, terutama bapak, bapak kurang suka dengan pacar pertama saya. Dan entah
mengapa pertama kali bapak ketemu pacar kedua saya, bapak langsung kleb dan
nyambung bahkan banyak kesamaan yang ada di pacar kedua saya. Saat ini alhamdulillah
hubungan kita sudah terjalin 1 tahun 3
bulan. Namun semuanya kita yang menjalani. Dan ibu selalu bilang jadikan
hubungan ini untuk penyemangat belajar dan menuju kesuksesan. Amin.
Alhamdulillah pacar saya juga selalu mendukung dan memperhatikan saya. Kegiatan
organisasi di IAIN sekarang saya batasi karena faktor kesehatan, lingkungan dan
waktu. Di IAIN Semarang saya aktif di HIMATIF, KMPP, Perpustakaan dan BITA. Di
KMPP pun saya dapat menyalurkan hobi nari saya. Selain kampus, organisasi,
pondok saya juga ngelesi itung – itung untuk tambahan jajan dan pengalaman
mengajar.