Rabu, 15 Oktober 2014

Autobiografi Husnul Hidayah



AUTOBIOGRAFI
Husnul Hidayah

03 Maret 1991 bapakku Suwanto,S.Pd.I dan Ibuku Kartini, S.Pd.SD dengan usia bapak 28 tahun dan ibu 26 tahun resmi menikah. Satu tahun kemudian tepat pada tanggal 04 Maret 2014 kakak tercintaku, Siti Nur Kholifatun Nisa telah lahir didunia. Namun ketika beliau berusia 6 bulan lamanya, kakakku wafat karena adanya penyakit yang menyerang ditubuhnya. Alhamdulillah pada hari rabu fajar, tepat tangal 01 Desember 1993 saya dilahirkan di poliklinik kasih ibu kecamatan Winong Kabupaten Pati dengan bidan yang bernama Ibu Gik dengan normal dan sehat. Pada saat itu, massa badanku 3,1 kg dengan tinggi badan 49 cm. Saya terlahir dari keluarga yang sederhana, bapak dan ibu saya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang bekerja sebagai guru di Sekolah Dasar (SD). Selain di SD bapak saya juga mengajar di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), bertani dan berdagang. Dulu menjadi bagian dari keluarga seorang guru sangatlah sulit. Tetapi Alhamdulillah saya masih dapat merasakan masa–masa sulit keluargaku selain guru, berdagang pun bapak lakukan. Setiap sore bapak ngajar di TPQ dengan jualan kain, hasilnya pun saya tahu, bagaimana rasanya ketika sepi dan ramainya langganan. Dari situlah ibu selalu mengajarkan hidup yang sederhana.
Saya termasuk anak yang sehat dan ceria. Usia 11 bulan saya sudah mulai dapat berjalan dan sedikit dapat mengeja kata dari apa yang saya rekam pada telinga saya. Mudah bergaul itulah saya dan itupun terlihat dari kecil. Kenal atau tak kenal mereka semuanya teman saya dan rasa takut itupun tak ada. Namanya juga anak–anak nakal bahkan super nakal itupun sudah biasa. Dimanapun tempatnya mau takmau harus mau. Kalau saya ingin  main sama orang yang tak saya kenal sekalipun kalau dia tidak mau dan menolak, saya langsung mendekap sampai orang itu nangis. Ada atau tidak ada orangtuanyapun saya tidak takut. Huuuuft sungguh terlalu ternyata saya. Dari kecil saya sering diajak jalan – jalan oleh orang tua saya.
Usia 3,5 tahun saya mempunyai adik perempuan yang cantik dan mungil namanya Nafi Atus Salamah. Namun sayang adik terlahir kurang sehat dan sehabis lahir harus dirawat di Rumah Sakit selama kurang lebih 1 bulanan. Selama itu pula saya diasuh oleh anak Bu dhe saya. Tak ada sedih diraut muka kecilku. Tanpa perhatian orang tua saya mencoba buat sabar, setiap malam tidur dengan Mbak Sepupu saya. Setiap malam saya belajar bernyanyi , memperagakan, menghafal abjad dan angka. Nyanyian yang paling saya suka yaitu topi saya bundar, balonku ada lima dan cicak – cicak didinding. Karena saya dapat melihat langsung  objeknya dan bisa memperagakannya.
            Ingin cepat tau dan mudah penasaran itulah saya. Saat pertama kali saya belajar huruf (R) sungguh mengasyikkan sebelum tidur dan setelah tidur saya selalu mengucapkan huruf (R) sampai tetangga saya mendengar. Tak lama kemudianpun saya dapat mengucapkan huruf (R). Banyak teman disekitar saya dari teman sebaya, kakak dan adik dibawah usiaku. Maklum di desa jadi lingkungan masih saling memperhatikan dan berbaur. Saat Belajar naik sepeda mulanya saya dengan roda 4 dengan sepeda baruku yang kecil. Jatuh bangun, lutut lecet bahkan sampai bibir ini bengkak/ bahasa jawanya ndomble itu semua pernah kurasakan. Tanpa bantuan bapak ibu saya terus berlatih. Dan saat saya mulai yakin bisa, saya copot bantuan roda dua di sepeda saya. Akhirnya saya berhasil. Esok harinya saya langsung bilang keteman – teman kalau saya bisa naik sepeda dan saat itu juga saya langsung belajar naik sepeda phoenik merah milik teman saya. Dirasa saya bisa akhirnya saya dibelikan sepeda baru lagi phoenik merah. Pengalaman lain yang lucu saat siang hari saya main kerumah teman saya dan tepat dibelakang rumah saya, saat itu teman – teman pada asyik membaca komik neraka sayapun ikut nimbrung namun saat itu pula saya takut karena tahu azab di neraka akhirnya saya lari terbirit – birit sampai jatuh dan lututku lecet. Sambil teriak ke bapak saya tidak mau masuk neraka, bapak tersenyum nyengir melihat polosnya saya. Akhirnya bapak kasih nasihat kepada saya. Terimakasih memang bapakku perhatian.
            Mandiri itulah saya dari TK saya tidak pernah diantar ke sekolah seperti teman – teman lainnya entah karena kesibukan bapak dan ibu yang buat saya menyadari,namun itulah saya. Setiap pagi adzan subuh saya sering membangunkan orang tua saya, sehabis solat subuh saya main dulu kerumah tetangga pukul 05.30 saya baru pulang dan mandi. Kebiasaan sarapan pagi selalu keluarga saya terapkan. Berangkat dengan teman – teman dengan jalan kaki sering saya lakukan sewaktu TK dan SD dan kadang – kadang juga naik sepeda. Menurut saya guru yang paling berkesan yaitu guru SD kelas 1 saya. Saat kelas 1 saya sering ikut tamasya dan tiap bulan selalu ada izin untuk jalan – jalan. Namun alhamdulillah saya tidak ketinggalan pelajaran, dapat nilai terbaik dikelas sering saya dapatkan. Dan saat saya mendapat nilai terbaik guru saya yang bernama Bapak KH. Yahman selalu menggendong saya, beliaulah motivasi saya. Namun waktu saya kelas 2 SD beliau pensiun perasaan sedih sangat saya rasakan. Setiap malam saya belajar di meja belajar kesayangan saya dengan suara yang keras dan lantang saya membaca dan berhitung sampai tetangga saya mendengarkan saat saya belajar.
            Selama Sekolah Dasar alhamdulillah saya mandapatkan juara kelas terus dari kelas 1 sampai 6. Orang tualah yang menjadi motivasi saya. Bapak selalu bilang kesaya kalau tidak bisa jadi juara kelas saya mau dibelikan kambing dan harus mencari rumput sendiri. Dari itulah saya selalu rajin belajar agar jadi juara. Namun dari itu semua kelakuan manja saya sering kulakukan saya sering dikasih hadiah dari bapak dan ibu entah berupa barang, jalan – jalan, dll. Dari kelas 4 dan 5 SD saya sering mengikuti lomba di kecamatan diantaranya lomba geguritan, lomba mapel, lomba bahasa Inggris. Namun kebiasaan buruk saya sebelum lomba yaitu nangis terlebih dahulu, minta disuapin saat sarapan dan harus diantar oleh bapak saya sendiri.
            Dari kecil saya suka Nari Tradisional faktor keturunan dari ibulah yang menyebabkan saya suka nari dan lihai untuk memperagakan. Tampil di panggung saat lomba sering saya lakukan namun sayang saat saya SD belum ada lomba antar kecamatan, kabupaten dan lainnya, lomba hanya untuk saat ikut pramuka, acara di desa dan untuk lingkungan sekitar. Orang tua selalu mendukung setiap apa yang saya lakukan jika itu positif, namun untuk hal nari bapak kurang mendukung dan berpesan boleh ikut nari namun jangan jadikan profesi. Iya, saya menyadari siapa orang tua di Desa saya yang termasuk dituakan. Apalagi bapak juga seorang guru agama dan termasuk Kyai di desa. Namun terkadang rasa ingin selalu meragakan tarian itu sangatlah besar.
            6 tahun di SD desa sendiri akhirnya saya melanjutkan MTs di MTS N Winong sekitar 6 Km dari desa saya. Jalan yang panas, rusak dan sepi tiap hari kulalui dengan menggayuh sepeda keturunan ibu sepeda Phoenik besar dari tahun 1991 sepeda ibu, dipakai untuk om saya dan menurun ke saya. Saat kelas 8 tepat pada tanggal 18 April 2008 adik laki-laki saya lahir dengan sesar dan selamat. Dan orang tua saya memberikan nama Saifulloh Ahmad. Saat ada adik laki – laki saya perhatian bapak kurang kepada saya dan adik perempuan saya. Kadang perasaan iri itu terlintas namun itu hanya persaan saya. Mencoba mengerti maklum bapak memang ingin sekali punya anak laki – laki karena sebelumnya ibu juga keguguran dua kali. Dari itu semua tak menyurutkan semangat saya. Alhamdulillah selama di Mts saya mendapat peringkat 2 sampai kelas 3 MTs. Aktif di Organisasi dari kecil saya lakukan di MTs saya aktif di OSIS, paduan suara dan Pramuka. OSIS saya menjadi bendahara dan mengikuti lomba pramuka sering saya lakukan diantaranya lomba tingkat kecamatan, lomba di Semarang tingkat Jawa Tengah alhamdulillah mendapat juara 5, lomba pramuka tingkat Jawa – Bali dengan berbagai aspek lomba selama 5 hari di Solo. Pengalaman yang sangat menyenangkan dan mengesankan menjadi perwakilan sekolah di tingkat Karisedenan Pati untuk mewakili lomba pramuka tingkat Jawa-Bali saat Haking kita naik bus untuk ke posko satu ke posko lainnya tempat yang dijadikan posko yaitu di taman, di lapangan, di makam pahlawan, ziarah di makam Pak Harto, melewati sungai dan hutan dan terakhir di Candi termuda di Indonesia. Berbagai lomba dintaranya lomba kesenian, pentas seni tari, masak masakan khas karisedenan, lomba pramuka, pertunjukan, menceritakan kejadian dikota masing-masing, lomba pertunjukan busana, alat,dll di kota tersebut, dll. Dengan panorama yang sangat indah lima hari tak kurasa. Teater dan tari dengan busana adat bak bagaikan ratupun pernah saya lakukan peragakan. Setelah itu juga pada bulan agustus saat kelas tiga sekolah saya dipercaya menjadi wakil dari kecamatan untuk hari ulang tahun pramuka di Kabupaten yang dihadiri oleh bapak bupati, dll. Menjadi MC diperpisahan dan acara di Mts sudah menjadi langganan dengan dihadiri bapak camat, bupati, walikota, dll. Selama kurang lebih 3 bulan saya diasramakan untuk peringkat 10 besar di kelas sebagai bekal sebelum Ujian. Dan alhamdulillah NIM saya termasuk kategori bagus 15 besar sesekolah MTs dengan jumlah semua siswa kurang lebih 300 siswa. Kelas tiga tepat pada tanggal 15 agustus 2008 saya mempunyai pacar pertama yaitu AM, beberapa bulan bersama akhirnya kita memutuskan hubungan LDR karena dia SMA di luar Jawa bersama orang tuanya
            Dengan pertimbangan dari saya dan orang tua akhirnya saya melanjutkan Aliyah di MAN 02 Kudus. Adaptasi di lingkungan baru sangatlah saya rasakan. Di Kudus saya mondok di pondok Dzikril Hakim sekitar Mts Banat kesekolah dengan jalan kaki, bersepeda, becak, ngangkot sering saya lakukan. 1 tahun dipondok itu saya pindah pondok di Arofah di daerah Langgar Dalem sekitar Menara Kudus sampai saya lulus Aliyah. Selama di Aliyah saya aktif di Pramuka menjadi Juru Adat, ketrampilan komputer, Qari’ah dan tenaga dalam. Lomba pramuka juga saya lakukan dan menjadi juara 3 saat lomba bhayangkara tingkat kabupaten kudus, menjadi pelatih nari dan ikut serta untuk lomba pentas seni saat lomba pramuka di SMK Wisuda Karya. Selama di Aliyah saya peringkat lima besar dan 8 besar di Kelas. Di Pondok Arofah saya alhamdulillah dipercaya menjadi lurah selama 1 tahun periode 2011-2012. Dengan berbagai aktifitas pondok dan sekolah alhamdulillah dapat saya lalui dengan baik meskipun jauh dari orang tua. Dan alhamdulillah NIM ujian Aliyah saya juga kategori bagus. LDR dengan pacar ketemu 1 semester sekali dan selama Aliyah saya juga tidak bawa HP, sungguh perjuangan suatu hubungan yang tak gampang. Dan semuanya kita jalani dengan baik. Hubungan LDRpun kita lanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi karena dia meneruskan di Malang dan Saya di Jawa Tengah.
Berbagai cara saya lakukan untuk dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Favorit dengan les SNMPTN di Sekolah setiap pagi dan sore di Bimbel Newtron. Dengan menggayuh sepeda tiap hari saya lakukan. Saat bulan Januari saya mencoba daftar ke UMY dengan nilai raport dan gratis biaya daftar dan sayapun diterima namun bapak menolak dengan keras. Ok tidak masalah toh Cuma uji coba mengukur nilai raport. Akhirnya saya ikut SNMPTN di Unnes dengan pilihan pertama Kesehatan Masyarakat di Air Langga Surabaya dan Pilihan kedua di Unnes Pendidikan Kimia. Jauh – jauh hari sudah saya komunikasikan dengan orang tua saya.merekapun setuju. Namun tiba – tiba malam saat saya tes SNMPTN kan 2 hari malam rabu dan Kamis, saat malam kamis bapak saya telfon dan bilang mau milih montor Scopy apa Spaci, kamu diterima atau tidak harus ke IAIN. Dengan perasaan marah, tak percaya, benci dan sebagainya saya lontarkan malam itu. Dan saat menunggu hasil SNMPTN saya daftar di IAIN Walisongo Semarang  lewat jalur SPMB PTAIN dengan prodi Fisika, Matematika dan Kimia. Kuliah di IAIN awalnya memang atas paksaan bapak saya. Sayapun tidak membuka hasil dari SNMPTN karena bapak sudah berkata begitu.. Semuanya saya yang urus dari saya daftar, tes 2 hari saat SPMB di IAIN perjalanan dari pati saya naik montor ke Jepara, Jepara sampai Ngaliyan naik Bus karena teman dari Aliyah yang saya tahu hanya teman dari Jepara. Dengan perasaan yang tak karuan dan tak percaya dengan keegoisan bapak saya menjalani itu semua. Namun Atas izin Allah dan doa dari orang tua saya diterima di IAIN dengan prodi Fisika.
Selama 1 semester di IAIN perasaan tak terima oleh sikap bapak masih terbayangkan. Sayapun dengan sabar mencoba mencari tahu sendiri mengapa dan alasan apa saya harus kuliah disini. Subhanallah memang orang tua tidak ada yang menyesatkan anaknya alasan bapak mengapa saya harus kuliah di IAIN karena ingin saya bisa semuanya dunia baik dan akhiratpun baik. Dan agar bisa meneruskan perjuangan bapak untuk selalu mensyiarkan Islam di lingkungan tempat tinggal saya, bekal untuk esok, contoh untuk lainnya sesuai dengan nama saya Husnul Hidayah yang berarti petunjuk yang baik. Di Semarang saya mondok di PP Al Ma’rufiyyah, Bringin Timur. Dari waktu saya tes SPMB saya sudah nyaman di lingkungan PP Al Ma’rufiyyah tanpa pertimbangan apapun akhirnya saya mondok di situ orang tua sayapun sangat mendukung terutama bapak. Hal yang paling saya sadar mengapa bapak seperti itu saat saya Lomba Pidato di pondok antar putra dan putri saya menjadi juara 3. Dari situlah saya sangat berterimakasih ke bapak. Saat lomba tersebut juga saya dibantu oleh laki – laki yang sekarang menjadi kekasih keduaku. Pada bulan Juli saya memutuskan hubungan dengan pacar pertama saya yang kita jalani selama kurang lebih 5 tahun. Akhirnya pada tanggal 21 Juli 2013 saya menjalin hubungan dengan anak IAIN, anak Pati satu organisasi juga dengan iniasial ARUN. Persaaan tak percaya mengapa begitu mudah saya menerima orang yang belum ada 2 bulan saya kenal dan saya terima. Iya, mungkin orang tua saya, terutama bapak, bapak kurang suka dengan pacar pertama saya. Dan entah mengapa pertama kali bapak ketemu pacar kedua saya, bapak langsung kleb dan nyambung bahkan banyak kesamaan yang ada di pacar kedua saya. Saat ini alhamdulillah hubungan kita sudah terjalin 1 tahun 3  bulan. Namun semuanya kita yang menjalani. Dan ibu selalu bilang jadikan hubungan ini untuk penyemangat belajar dan menuju kesuksesan. Amin. Alhamdulillah pacar saya juga selalu mendukung dan memperhatikan saya. Kegiatan organisasi di IAIN sekarang saya batasi karena faktor kesehatan, lingkungan dan waktu. Di IAIN Semarang saya aktif di HIMATIF, KMPP, Perpustakaan dan BITA. Di KMPP pun saya dapat menyalurkan hobi nari saya. Selain kampus, organisasi, pondok saya juga ngelesi itung – itung untuk tambahan jajan dan pengalaman mengajar.

1 komentar: