Rabu, 10 Desember 2014



RESENSI BUKU
“Rekam Jejak Agama Islam di Dunia”
Judul Buku      : Studi Islam Kontemporer
Penulis             : M. Rikza Chamami, M. SI
Penerbit           : Pustaka Rizki Putra
Tebal               : xii dan 227 halaman
Cetakan           : Pertama Desember, 2012
Resensator       : Husnul Hidayah
           
Dalam buku ini tidak hanya menjelaskan agama Islam di Indonesia saja akan tetapi banyak pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Barat. Pada bab pertama menjelaskan pasang surut kebangkitan kebudayaan dan keilmuan: Potret Disintregasi Abbasiyah. Dapat diketahui setelah era khulafauurasyidin agama Islam terus mengalami lika-liku terutama dalam segi perpolitikan, terlihat setelah para khulafaurrasyidin memimpin pemerintahan Islam terbentuk Dinasti Muawiyyah di Damaskus dan Dinasti Abbasiyah di Baghdad dan masing-masing memiliki ciri khas pemerintahan. Dinasti Abbasiyah menggunakan sistem kepemerintahan yang monarchi (turun-temurun). Perkembangan dinasti Abbasiyah dapat diklasifikasi menjadi tiga periode: Periode perkembangan dan puncak kejayaan (750-950 M). Periode disintegrasi  (950-1050 M) dan periode kemunduran dan kehancuran (1050-1250M). Dalam kebangkitan budaya dan keilmuannya dinasti Abbasiyah memiliki kebangkitan ilmiah yaitu kegiatan menyusun buku-buku ilmiah dan pengaturan ilmu-ilmu Islam diantaranya ilmu tafsir, ilmu fiqh, ilmu Nahwu, ilmu Sejarah, dan terjemahan dari bahasa Asing.
Pada bab dua, Dalam mencari otentitas Islam diperlukan keberanian dengan pendekatan studi agama. Dan salah satu pendekatan yang mampu membedah wujud Islam adalah dengan fenomenologi. Fenomologi  mempelajari apa yang tampak atau apa yang menampakkan diri.
Bab tiga mendiskripsikan tentang pemikiran Materialisme yang dicetuskan oleh dua tokoh yaitu Karl Mark (1818-1883) dan Friedrick Engels (1820-1895). Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Dalam abad 19, sistem pemikiran ini menjadi terkenal dalam paham materialisme dialektik.
Untuk bab keempat menjelaskan uraian singkat dengan topik Skeptisisme Otentitas Hadits: Kritik Orientalis ignaz Goldziher. Dapat diketahui bahwa Goldziher adalah seorang orientalis ahli tafsir dan hadits yang berasal dari Hongaria berkebangsaan Jerman. Dalam pembuatan kritik hadits, Goldziher masih memilih antara hadits dan sunnah. Dalam pemikiran Goldziher haruslah umat islam hendaknya harus tergugah semangatnya untuk meneliti keaslian hadits secara ilmiah, tidak hanya percaya dengan doktrinasi agama yang sifatnya normative dan persuasive.
Bab lima mengenai telaah sosio-kultural: Manhajul Ahlul Madinah. Dalam hal ini membahas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam istimbat hukum yang terjadi tidak hanya sekarang namun sejak zaman setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dan dari itu terjadi perbedaan  pendapat pada kaum Islam. Madzab ahlul Madinah dipelopori oleh fuqaha al-sab’ah. Dua madzab besar dalam hukum Islam adalah ahlul Hadits dan ahlul Ra’yi.
Dalam bab keenam menjelaskan postmodernisme: realitas filsafat kontemporer. Postmodernisme bermakna pemikiran filosofis yang menyerang modernisme, dan postmodernitas adalah realitas yang merupakan hasil dari pemikiran yang diproduksi. Dalam era postmodern ditandai oleh fenomena yang serba para doksal. Post modernisme identik dengan dua hal yaitu post modernisme dinilai sebagai keadaan sejarah setelah zaman modern dan post modernisme dipandang sebagai gerakan intelektual yang mencoba menggugat.
Untuk bab tujuh menjelaskan potret metode dan corak tafsir al azhar. Didalam bab ini menginformasikan tokoh Hamka yaitu seorang pemikir muslim progresif dan tokoh Muhammadiyah yang rela memperjuangkan islam hingga dia dipenjara. Dan untuk Tafsir Al Azhar adalah satu tafsir karya warga Indonesia yang dianut dari Tafsir Al Manar karya Muhammad Abdu dan Rasyid Ridla.
Bab selanjutnya berisikan hermeneutika al Quran yaitu salah satu metode untuk membedah kandungan makna ayat Allah dengan menyesuaikan konteks dan membuat ayat semakin kontekstual. Sehingga muncul dialog al Qur’an teks dan konteks.
Dalam dua bab terakhir, pembahasan menitik beratkan pada Jawa dan tradisi Islam serta reinterpretasi profil peradaban Islam.
Buku ini menarik dan memiliki ciri khas dibandingkan buku studi Islam kontemporer lainnya karena gaya bahasa yang digunakan mampu memberikan kesan high perspective, baik bagi penulis maupun pembaca. Tidak hanya itu, pada tiap-tiap akhir pembahasan bab, buku ini menyajikan sebuah conclusion (kesimpulan) sehingga membuat pembaca memahami maksudnya. Tidak seperti kebanyakan buku yang terlalu berbelit-belit dalam menyampaikan gagasan. Selain itu penulisan buku ini didasarkan kepada sumber yang universal karena sumbernya dimulai dari ahli internasional (para tokoh pemikir Barat) serta para pemikir Muslim hingga pengalaman masyarakat. Dari hal tersebut tentunya pembaca tidak ragu untuk membaca buku ini, karena banak sekali khazanah dan pengetahuan tentang Islam.
 Namun, dalam buku ini masih terdapat kata-kata dan kebahasaan (linguistik) yang kemungkinan sulit dicerna oleh beberapa kalangan. Padahal seharusnya buku semacam ini sudah dapat dibaca dan dimengerti oleh semua lapisan masyarakat, terutama para pelajar untuk dijadikan referensi dalam tugasnya.

Selasa, 04 November 2014

tugas mengubah makalah menjadi jurnal ilmiah



SEJARAH ILMU KALAM

Husnul Hidayah
Program Studi SI Tadris Fisika IAIN Walisongo Semarang

Abstrak
Islam adalah agama yang dibawa oleh Rasulullah untuk umat manusia. Mempunyai agama berarti percaya tentang adanya tuhan. Untuk lebih yakin haruslah mengetahui dasar ilmu dan salah satunya yaitu ilmu kalam. Dalam ilmu kalam haruslah mengetahui sejarah timbulnya ilmu kalam dalam segi politisi maupun idiologis.Latar belakang berdirinya ilmu kalam secara politis adalah dipicu oleh persoalan-pesoalan Politik yang tumbuh dan muncul mengenai peristiwa terbunuhnya Usman bin Affan yang berakibat atas penolakan Mu’awiyah dengan diangkatnya Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah dan terjadilah perang Siffin sebagai akibat terjadinya ketegangang antara kubu Mu’awiyah dan Ali bin Abi Thalib atas kekhilafahannya, maka dari pada itu tercetuslah keputusan terakhir atau tahkim (arbitrase). Yang dimaksud dengan arbitrase adalah tawaran yang diusulkan untuk memecah pasukan pada kubu Ali bin Abi Thalib menjadi dua bagian, yaitu pertama adalah kelompok pendukung Ali yang disebut Syi’ah dan kedua adalah kelompok yang menolak ke khilafahan Ali yang disebut Khawarij.
Akibat dari itu muncullah  aliran-aliran teologi penting yang timbul dalam islam ialah aliran Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariah, dan Maturidiah. Aliran-aliran Khawarij, Mu’tazilah dan Murjiah tidak mempunyai wujud lagi kecuali dalam sejarah yang masih ada sampai sekarang ialah aliran-aliran Asy’ariah dan Maturidiah, dan kedua aliran ini disebut Ahli sunnah wa al-jama’.
Kata kunci: arbitrase, perang siffin,aliran ( Syiah,khawarij, murji’ah, mu’tazilah, Asyariyah, Maturidiah).

Pendahuluan
Kepercayaan suatu agama merupakan pokok dasarnya. Islam sebagai agama yang mengingkari agama-agama Yahudi dan Nasrani serta agama-agama berhala merasa perlu untuk menjelaskan pokok dasar ajarannya dan segi-segi dakwah yang menjadi tujuannya, Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad saw banyak berisi pembicaraan tentang wujud tuhan, keagungan, dan keesaan-Nya. Qur’an terutama menyebutkan sifat-sifat Tuhan yang banyak sekali dan sebagian lagi menyatakan macam-macam hubungan dengan makhluknya seperti mendengar, melihat, maha adil, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan dan sebagainya.
Ilmu tauhid belum dikenal pada masa Nabi Muhammad saw dan sahabat-sahabatnya. Ilmut tauhid baru dikenal pada masa kemudiannya, setelah ilmu-ilmu keislaman satu persatu muncul dan setelah banyak orang suka membicarakan alam ghaib atau metafisika.
Kajian Pustaka
1.        Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam Secara Politis
Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan ‘Ustman bin Affan yang berbuntut pada penolakan Mu’awiyyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Tholib. Ketegangan antara Mu’awiyyah dan Ali bin Abi Tholib mengkristal menjadi perang siffin yang berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali yang menerima tipu muslihat Amr bin Al-Ash, utusan dari pihak Mu’awiyyah dalam tahkim, sungguh dalam keadaan terpaksa, tidak disetujui oleh sebagian tentaranya. Mereka berpendapat bahwa persoalan yang terjadi saat itu tidak dapat diputuskan melalui tahkim, putusan hanya datang dari Allah dengan kembali kepada hukum-hukum yang ada dalam al-Qur’an. La hukma illa lillah (tidak ada hukum selain dari hukum Allah) atau La hukma illa Allah (tidak ada perantara selain Allah) menjadi semboyan mereka. Mereka memandang Ali bin Abi Tholib telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya. Dalam sejarah Islam, mereka terkenal dengan nama Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri atau secerders.
Di luar pasukan yang tidak mendukung Ali, ada pula sebagian besar yang tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan kelompok Syi’ah. Menurut Watt Syi’ah muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyyah yang dikenal dengan Perang Siffin. Sebagai respon atas penerimaan Ali terhadap arbitrase yang ditawarkan Mu’awiyyah pasukan Ali terpecah menjadi dua, satu kelompok mendukung sikap Ali yang akhirnya disebut golongan Syi’ah dan kelompok lain menolak sikap Ali yang disebut golongan Khawarij.
Persoalan ini menimbulkan tiga aliran teologi dalam Islam yaitu:
a.         Aliran Khawarij, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar adalah kafir, dalam arti keluar dari Islam, atau tegasnya murtad dan wajib dibunuh.
b.         Alran Murji’ah, menegaskan bahwa orang yang berdosa besar masih tetap mu’min dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya hal itu terserah kepada Allah untuk mengampuni atau menghukumnya.
c.         Aliran Mu’tazilah, yang tidak menerima kedua pendapat tersebut. bagi mereka, orang yang berdosa besar bukan kafir tetapi bukan pula mukmin mereka tetap mengambil posisi antara mu’min dan kafir, yang dalam bahasa arabnya terkenal dengan istilah al-manzilah bain al-manzilatain (posisi di antara dua posisis).
2.    Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam Secara Ideologis
Kata Ideologis juga bisa diartikan Teologi. Awalnya persoalan ideologis ini berawal dari persoalan politik. Maka muncullah siapa yang yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari islam dan siapa yang masih tetap dalam islam.
Khawarij memandang bahwa Ali, Mu’awiyah, Amr ibn-ash, Abu Musa al-Asyari dan lain-lain yang menerima arbitrase adalah kafir, karena didalam Al-quran telah tercatat.

نَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِشُهَدَاءَ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآَيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
(Al-Maidah, 44)

Dari ayat inilah mereka mengambil semboyan La hukma illa lillah. Karena keempat pemuka islam diatas telah dipandang kafir dalam arti bahwa mereka telah keluar dari islam.
Maka kaum khawarij mengambil keputusan untuk membunuh mereka berempat tetapi menurut sejarah hanya orang yang dibebani membunuh Ali bin Abi Thalib yang berhasil dalam tugasnya.
Seiring berjalannya waktu kaum khawarij terpecah menjadi beberapa sekte. Konsep kafir turut pula mengalami perubahan, yang dipandang kafir bukan lagi hanya orang yang tidak menentukan hokum dengan al-quran, tetapi orang yang berbuat dosa besar, yaitu mutakib al-kabair atau capital sinners, juga dipandang kafir.
Persoalan orang berbuat dosa inilah kemudian yang mempunyai pengaruh besar didalam pertumbuhan teologi selanjutnya dalam islam. Persoalannya ialah masihkah ia bisa dipandang orang mukmin ataukah ia sudah menjadi kafir, karena berbuat dosa besar itu.
Persoalan inilah yang akhirnya menyebabkan tiga aliran teologi dalam islam, diantaranya adalah :
1. Aliran Khawarij:     aliran ini berpendapat bahwa dosa besar adalah kafir, dalam arti keluar dari islam atu tegasnya murtad, oleh karena itu ia wajib dibunuh.
2. Aliran Murji’ah:      aliran ini mempunyai pendapat bahwa orang yang berbuat dosa besar tetap masih mukmin dan bukan kafir. Adapun soal dosa yang dilakukannya terserah kepada Allah SWT, untuk mengampuni dosanya atau tidak.
3. Aliran Mu’tazilah:   aliran tidak sependapat dengan apa yang diungkapkan oleh kedua aliran diatas. Bagi mereka orang yang berdosa besar itu bukan kafir tetapi bukan pula mukmin. Orang yang serupa ini kata mereka mengambil posisi diantara 2 posisi. Dalam bahasa arabnya terkenal dengan Al-manzilahbain al-manzilatain (posisi diantara 2 posisi).
Disamping itu muncul pula aliran yang mempunyai maksud untuk menentang aliran mu’tazilah. Aliran ini didirikan oleh Abu Mansur Muhammad al-Maturidi. Aliran ini kemudian terkenal dengan nama aliran Al-Maturidiah. aliran ini tidak bersifat setradisional aliran Asy’ariah dan tidak pula seliberal Mu’tazilah.
Kesimpulan:
1.        Sejarah Ilmu Kalam Berdasarkan Politis
Latar belakang berdirinya ilmu kalam secara politis adalah dipicu oleh persoalan-pesoalan Politik yang tumbuh dan muncul mengenai peristiwa terbunuhnya Usman bin Affan yang berakibat atas penolakan Mu’awiyah dengan diangkatnya Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, setelah wafatnya Usman bin Affan. Maka terjadilah perang Siffin sebagai akibat terjadinya ketegangang antara kubu Mu’awiyah dan Ali bin Abi Thalib atas kekhilafahannya, maka dari pada itu tercetuslah keputusan terakhir atau tahkim (arbitrase). Yang dimaksud dengan arbitrase adalah tawaran yang diusulkan untuk memecah pasukan pada kubu Ali bin Abi Thalib menjadi dua bagian, yaitu pertama adalah kelompok pendukung Ali yang disebut Syi’ah dan kedua adalah kelompok yang menolak ke khilafahan Ali yang disebut Khawarij.
2.        Sejarah Ilmu Kalam Berdasarkan Ideologis
Awalnya persoalan ideologis ini berawal dari persoalan politik. Maka muncullah siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir. Dalam arti siapa yang telah keluar dari islam dan siapa yang masih tetap dalam islam.
Dengan demikian aliran-aliran teologi penting yang timbul dalam islam ialah aliran Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, Asy’ariah, dan Maturidiah. Aliran-aliran Khawarij, Mu’tazilah dan Murjiah tidak mempunyai wujud lagi kecuali dalam sejarah yang masih ada sampai sekarang ialah aliran-aliran Asy’ariah dan Maturidiah, dan kedua aliran ini disebut Ahli sunnah wa al-jama’.
Saran
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa pada umumnya. Dan pada mahasiswa/i semester satu pada khususnya. Agar lebih belajar dengan giat tentang Ilmu Kalam supaya kita lebih memahami Ilmu Kalam yang pada makalah ini dititik beratkan pada Sejarah Munculnya Ilmu Kalam dalam Islam.
Daftar Pustaka:
Razak, Abdul, 2003, Ilmu Kalam,. Bandung: Pustaka setia.
Nata, Abudin, 2003, Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Nasution, Harun, 1986, Teologi Islam , Jakarta: UI.Press.




Rabu, 15 Oktober 2014

Autobiografi Husnul Hidayah



AUTOBIOGRAFI
Husnul Hidayah

03 Maret 1991 bapakku Suwanto,S.Pd.I dan Ibuku Kartini, S.Pd.SD dengan usia bapak 28 tahun dan ibu 26 tahun resmi menikah. Satu tahun kemudian tepat pada tanggal 04 Maret 2014 kakak tercintaku, Siti Nur Kholifatun Nisa telah lahir didunia. Namun ketika beliau berusia 6 bulan lamanya, kakakku wafat karena adanya penyakit yang menyerang ditubuhnya. Alhamdulillah pada hari rabu fajar, tepat tangal 01 Desember 1993 saya dilahirkan di poliklinik kasih ibu kecamatan Winong Kabupaten Pati dengan bidan yang bernama Ibu Gik dengan normal dan sehat. Pada saat itu, massa badanku 3,1 kg dengan tinggi badan 49 cm. Saya terlahir dari keluarga yang sederhana, bapak dan ibu saya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang bekerja sebagai guru di Sekolah Dasar (SD). Selain di SD bapak saya juga mengajar di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ), bertani dan berdagang. Dulu menjadi bagian dari keluarga seorang guru sangatlah sulit. Tetapi Alhamdulillah saya masih dapat merasakan masa–masa sulit keluargaku selain guru, berdagang pun bapak lakukan. Setiap sore bapak ngajar di TPQ dengan jualan kain, hasilnya pun saya tahu, bagaimana rasanya ketika sepi dan ramainya langganan. Dari situlah ibu selalu mengajarkan hidup yang sederhana.
Saya termasuk anak yang sehat dan ceria. Usia 11 bulan saya sudah mulai dapat berjalan dan sedikit dapat mengeja kata dari apa yang saya rekam pada telinga saya. Mudah bergaul itulah saya dan itupun terlihat dari kecil. Kenal atau tak kenal mereka semuanya teman saya dan rasa takut itupun tak ada. Namanya juga anak–anak nakal bahkan super nakal itupun sudah biasa. Dimanapun tempatnya mau takmau harus mau. Kalau saya ingin  main sama orang yang tak saya kenal sekalipun kalau dia tidak mau dan menolak, saya langsung mendekap sampai orang itu nangis. Ada atau tidak ada orangtuanyapun saya tidak takut. Huuuuft sungguh terlalu ternyata saya. Dari kecil saya sering diajak jalan – jalan oleh orang tua saya.
Usia 3,5 tahun saya mempunyai adik perempuan yang cantik dan mungil namanya Nafi Atus Salamah. Namun sayang adik terlahir kurang sehat dan sehabis lahir harus dirawat di Rumah Sakit selama kurang lebih 1 bulanan. Selama itu pula saya diasuh oleh anak Bu dhe saya. Tak ada sedih diraut muka kecilku. Tanpa perhatian orang tua saya mencoba buat sabar, setiap malam tidur dengan Mbak Sepupu saya. Setiap malam saya belajar bernyanyi , memperagakan, menghafal abjad dan angka. Nyanyian yang paling saya suka yaitu topi saya bundar, balonku ada lima dan cicak – cicak didinding. Karena saya dapat melihat langsung  objeknya dan bisa memperagakannya.
            Ingin cepat tau dan mudah penasaran itulah saya. Saat pertama kali saya belajar huruf (R) sungguh mengasyikkan sebelum tidur dan setelah tidur saya selalu mengucapkan huruf (R) sampai tetangga saya mendengar. Tak lama kemudianpun saya dapat mengucapkan huruf (R). Banyak teman disekitar saya dari teman sebaya, kakak dan adik dibawah usiaku. Maklum di desa jadi lingkungan masih saling memperhatikan dan berbaur. Saat Belajar naik sepeda mulanya saya dengan roda 4 dengan sepeda baruku yang kecil. Jatuh bangun, lutut lecet bahkan sampai bibir ini bengkak/ bahasa jawanya ndomble itu semua pernah kurasakan. Tanpa bantuan bapak ibu saya terus berlatih. Dan saat saya mulai yakin bisa, saya copot bantuan roda dua di sepeda saya. Akhirnya saya berhasil. Esok harinya saya langsung bilang keteman – teman kalau saya bisa naik sepeda dan saat itu juga saya langsung belajar naik sepeda phoenik merah milik teman saya. Dirasa saya bisa akhirnya saya dibelikan sepeda baru lagi phoenik merah. Pengalaman lain yang lucu saat siang hari saya main kerumah teman saya dan tepat dibelakang rumah saya, saat itu teman – teman pada asyik membaca komik neraka sayapun ikut nimbrung namun saat itu pula saya takut karena tahu azab di neraka akhirnya saya lari terbirit – birit sampai jatuh dan lututku lecet. Sambil teriak ke bapak saya tidak mau masuk neraka, bapak tersenyum nyengir melihat polosnya saya. Akhirnya bapak kasih nasihat kepada saya. Terimakasih memang bapakku perhatian.
            Mandiri itulah saya dari TK saya tidak pernah diantar ke sekolah seperti teman – teman lainnya entah karena kesibukan bapak dan ibu yang buat saya menyadari,namun itulah saya. Setiap pagi adzan subuh saya sering membangunkan orang tua saya, sehabis solat subuh saya main dulu kerumah tetangga pukul 05.30 saya baru pulang dan mandi. Kebiasaan sarapan pagi selalu keluarga saya terapkan. Berangkat dengan teman – teman dengan jalan kaki sering saya lakukan sewaktu TK dan SD dan kadang – kadang juga naik sepeda. Menurut saya guru yang paling berkesan yaitu guru SD kelas 1 saya. Saat kelas 1 saya sering ikut tamasya dan tiap bulan selalu ada izin untuk jalan – jalan. Namun alhamdulillah saya tidak ketinggalan pelajaran, dapat nilai terbaik dikelas sering saya dapatkan. Dan saat saya mendapat nilai terbaik guru saya yang bernama Bapak KH. Yahman selalu menggendong saya, beliaulah motivasi saya. Namun waktu saya kelas 2 SD beliau pensiun perasaan sedih sangat saya rasakan. Setiap malam saya belajar di meja belajar kesayangan saya dengan suara yang keras dan lantang saya membaca dan berhitung sampai tetangga saya mendengarkan saat saya belajar.
            Selama Sekolah Dasar alhamdulillah saya mandapatkan juara kelas terus dari kelas 1 sampai 6. Orang tualah yang menjadi motivasi saya. Bapak selalu bilang kesaya kalau tidak bisa jadi juara kelas saya mau dibelikan kambing dan harus mencari rumput sendiri. Dari itulah saya selalu rajin belajar agar jadi juara. Namun dari itu semua kelakuan manja saya sering kulakukan saya sering dikasih hadiah dari bapak dan ibu entah berupa barang, jalan – jalan, dll. Dari kelas 4 dan 5 SD saya sering mengikuti lomba di kecamatan diantaranya lomba geguritan, lomba mapel, lomba bahasa Inggris. Namun kebiasaan buruk saya sebelum lomba yaitu nangis terlebih dahulu, minta disuapin saat sarapan dan harus diantar oleh bapak saya sendiri.
            Dari kecil saya suka Nari Tradisional faktor keturunan dari ibulah yang menyebabkan saya suka nari dan lihai untuk memperagakan. Tampil di panggung saat lomba sering saya lakukan namun sayang saat saya SD belum ada lomba antar kecamatan, kabupaten dan lainnya, lomba hanya untuk saat ikut pramuka, acara di desa dan untuk lingkungan sekitar. Orang tua selalu mendukung setiap apa yang saya lakukan jika itu positif, namun untuk hal nari bapak kurang mendukung dan berpesan boleh ikut nari namun jangan jadikan profesi. Iya, saya menyadari siapa orang tua di Desa saya yang termasuk dituakan. Apalagi bapak juga seorang guru agama dan termasuk Kyai di desa. Namun terkadang rasa ingin selalu meragakan tarian itu sangatlah besar.
            6 tahun di SD desa sendiri akhirnya saya melanjutkan MTs di MTS N Winong sekitar 6 Km dari desa saya. Jalan yang panas, rusak dan sepi tiap hari kulalui dengan menggayuh sepeda keturunan ibu sepeda Phoenik besar dari tahun 1991 sepeda ibu, dipakai untuk om saya dan menurun ke saya. Saat kelas 8 tepat pada tanggal 18 April 2008 adik laki-laki saya lahir dengan sesar dan selamat. Dan orang tua saya memberikan nama Saifulloh Ahmad. Saat ada adik laki – laki saya perhatian bapak kurang kepada saya dan adik perempuan saya. Kadang perasaan iri itu terlintas namun itu hanya persaan saya. Mencoba mengerti maklum bapak memang ingin sekali punya anak laki – laki karena sebelumnya ibu juga keguguran dua kali. Dari itu semua tak menyurutkan semangat saya. Alhamdulillah selama di Mts saya mendapat peringkat 2 sampai kelas 3 MTs. Aktif di Organisasi dari kecil saya lakukan di MTs saya aktif di OSIS, paduan suara dan Pramuka. OSIS saya menjadi bendahara dan mengikuti lomba pramuka sering saya lakukan diantaranya lomba tingkat kecamatan, lomba di Semarang tingkat Jawa Tengah alhamdulillah mendapat juara 5, lomba pramuka tingkat Jawa – Bali dengan berbagai aspek lomba selama 5 hari di Solo. Pengalaman yang sangat menyenangkan dan mengesankan menjadi perwakilan sekolah di tingkat Karisedenan Pati untuk mewakili lomba pramuka tingkat Jawa-Bali saat Haking kita naik bus untuk ke posko satu ke posko lainnya tempat yang dijadikan posko yaitu di taman, di lapangan, di makam pahlawan, ziarah di makam Pak Harto, melewati sungai dan hutan dan terakhir di Candi termuda di Indonesia. Berbagai lomba dintaranya lomba kesenian, pentas seni tari, masak masakan khas karisedenan, lomba pramuka, pertunjukan, menceritakan kejadian dikota masing-masing, lomba pertunjukan busana, alat,dll di kota tersebut, dll. Dengan panorama yang sangat indah lima hari tak kurasa. Teater dan tari dengan busana adat bak bagaikan ratupun pernah saya lakukan peragakan. Setelah itu juga pada bulan agustus saat kelas tiga sekolah saya dipercaya menjadi wakil dari kecamatan untuk hari ulang tahun pramuka di Kabupaten yang dihadiri oleh bapak bupati, dll. Menjadi MC diperpisahan dan acara di Mts sudah menjadi langganan dengan dihadiri bapak camat, bupati, walikota, dll. Selama kurang lebih 3 bulan saya diasramakan untuk peringkat 10 besar di kelas sebagai bekal sebelum Ujian. Dan alhamdulillah NIM saya termasuk kategori bagus 15 besar sesekolah MTs dengan jumlah semua siswa kurang lebih 300 siswa. Kelas tiga tepat pada tanggal 15 agustus 2008 saya mempunyai pacar pertama yaitu AM, beberapa bulan bersama akhirnya kita memutuskan hubungan LDR karena dia SMA di luar Jawa bersama orang tuanya
            Dengan pertimbangan dari saya dan orang tua akhirnya saya melanjutkan Aliyah di MAN 02 Kudus. Adaptasi di lingkungan baru sangatlah saya rasakan. Di Kudus saya mondok di pondok Dzikril Hakim sekitar Mts Banat kesekolah dengan jalan kaki, bersepeda, becak, ngangkot sering saya lakukan. 1 tahun dipondok itu saya pindah pondok di Arofah di daerah Langgar Dalem sekitar Menara Kudus sampai saya lulus Aliyah. Selama di Aliyah saya aktif di Pramuka menjadi Juru Adat, ketrampilan komputer, Qari’ah dan tenaga dalam. Lomba pramuka juga saya lakukan dan menjadi juara 3 saat lomba bhayangkara tingkat kabupaten kudus, menjadi pelatih nari dan ikut serta untuk lomba pentas seni saat lomba pramuka di SMK Wisuda Karya. Selama di Aliyah saya peringkat lima besar dan 8 besar di Kelas. Di Pondok Arofah saya alhamdulillah dipercaya menjadi lurah selama 1 tahun periode 2011-2012. Dengan berbagai aktifitas pondok dan sekolah alhamdulillah dapat saya lalui dengan baik meskipun jauh dari orang tua. Dan alhamdulillah NIM ujian Aliyah saya juga kategori bagus. LDR dengan pacar ketemu 1 semester sekali dan selama Aliyah saya juga tidak bawa HP, sungguh perjuangan suatu hubungan yang tak gampang. Dan semuanya kita jalani dengan baik. Hubungan LDRpun kita lanjutkan ke tingkat Perguruan Tinggi karena dia meneruskan di Malang dan Saya di Jawa Tengah.
Berbagai cara saya lakukan untuk dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi Favorit dengan les SNMPTN di Sekolah setiap pagi dan sore di Bimbel Newtron. Dengan menggayuh sepeda tiap hari saya lakukan. Saat bulan Januari saya mencoba daftar ke UMY dengan nilai raport dan gratis biaya daftar dan sayapun diterima namun bapak menolak dengan keras. Ok tidak masalah toh Cuma uji coba mengukur nilai raport. Akhirnya saya ikut SNMPTN di Unnes dengan pilihan pertama Kesehatan Masyarakat di Air Langga Surabaya dan Pilihan kedua di Unnes Pendidikan Kimia. Jauh – jauh hari sudah saya komunikasikan dengan orang tua saya.merekapun setuju. Namun tiba – tiba malam saat saya tes SNMPTN kan 2 hari malam rabu dan Kamis, saat malam kamis bapak saya telfon dan bilang mau milih montor Scopy apa Spaci, kamu diterima atau tidak harus ke IAIN. Dengan perasaan marah, tak percaya, benci dan sebagainya saya lontarkan malam itu. Dan saat menunggu hasil SNMPTN saya daftar di IAIN Walisongo Semarang  lewat jalur SPMB PTAIN dengan prodi Fisika, Matematika dan Kimia. Kuliah di IAIN awalnya memang atas paksaan bapak saya. Sayapun tidak membuka hasil dari SNMPTN karena bapak sudah berkata begitu.. Semuanya saya yang urus dari saya daftar, tes 2 hari saat SPMB di IAIN perjalanan dari pati saya naik montor ke Jepara, Jepara sampai Ngaliyan naik Bus karena teman dari Aliyah yang saya tahu hanya teman dari Jepara. Dengan perasaan yang tak karuan dan tak percaya dengan keegoisan bapak saya menjalani itu semua. Namun Atas izin Allah dan doa dari orang tua saya diterima di IAIN dengan prodi Fisika.
Selama 1 semester di IAIN perasaan tak terima oleh sikap bapak masih terbayangkan. Sayapun dengan sabar mencoba mencari tahu sendiri mengapa dan alasan apa saya harus kuliah disini. Subhanallah memang orang tua tidak ada yang menyesatkan anaknya alasan bapak mengapa saya harus kuliah di IAIN karena ingin saya bisa semuanya dunia baik dan akhiratpun baik. Dan agar bisa meneruskan perjuangan bapak untuk selalu mensyiarkan Islam di lingkungan tempat tinggal saya, bekal untuk esok, contoh untuk lainnya sesuai dengan nama saya Husnul Hidayah yang berarti petunjuk yang baik. Di Semarang saya mondok di PP Al Ma’rufiyyah, Bringin Timur. Dari waktu saya tes SPMB saya sudah nyaman di lingkungan PP Al Ma’rufiyyah tanpa pertimbangan apapun akhirnya saya mondok di situ orang tua sayapun sangat mendukung terutama bapak. Hal yang paling saya sadar mengapa bapak seperti itu saat saya Lomba Pidato di pondok antar putra dan putri saya menjadi juara 3. Dari situlah saya sangat berterimakasih ke bapak. Saat lomba tersebut juga saya dibantu oleh laki – laki yang sekarang menjadi kekasih keduaku. Pada bulan Juli saya memutuskan hubungan dengan pacar pertama saya yang kita jalani selama kurang lebih 5 tahun. Akhirnya pada tanggal 21 Juli 2013 saya menjalin hubungan dengan anak IAIN, anak Pati satu organisasi juga dengan iniasial ARUN. Persaaan tak percaya mengapa begitu mudah saya menerima orang yang belum ada 2 bulan saya kenal dan saya terima. Iya, mungkin orang tua saya, terutama bapak, bapak kurang suka dengan pacar pertama saya. Dan entah mengapa pertama kali bapak ketemu pacar kedua saya, bapak langsung kleb dan nyambung bahkan banyak kesamaan yang ada di pacar kedua saya. Saat ini alhamdulillah hubungan kita sudah terjalin 1 tahun 3  bulan. Namun semuanya kita yang menjalani. Dan ibu selalu bilang jadikan hubungan ini untuk penyemangat belajar dan menuju kesuksesan. Amin. Alhamdulillah pacar saya juga selalu mendukung dan memperhatikan saya. Kegiatan organisasi di IAIN sekarang saya batasi karena faktor kesehatan, lingkungan dan waktu. Di IAIN Semarang saya aktif di HIMATIF, KMPP, Perpustakaan dan BITA. Di KMPP pun saya dapat menyalurkan hobi nari saya. Selain kampus, organisasi, pondok saya juga ngelesi itung – itung untuk tambahan jajan dan pengalaman mengajar.